PBNJ tidak bermaksud provokasi atau membela salah satu pihak.
setiap hari (kecuali rabu dan hari libur) PBNJ melintasi jalan menuju sekolah, suatu ketika di sebuah pertigaan ada sebuah papan petunjuk baru terbuat dari kayu yang maksud isinya agar penjemput berada minimal radius 100m dari tempat mangkal tukang ojek. fenomena banyaknya motor, kejahatan di jalan, telepon seluler membuat tukang ojek semakin tersisihkan, banyak kasus orang yang baru bepergian naik kendaraan umum saat harus ganti ke angkutan yang sulit mendapatkannya atau pejalan kaki yang rutenya tidak ada angkutan umum dan hanya ada opsi jalan kaki atau tukang ojek maka biasanya mereka akan menelpon saudara atau tetangga untuk menjemputnya, alasannya lebih aman, gratis, atau kalau toh keluar uang tetep untuk keluarga / tetangga sendiri.
meskipun penulisannya kurang benar namun itulah wujud survival tukang ojek agar dapur tetap mengepul, anak mereka bisa sekolah, istri bisa tersenyum dll paling tidak penumpang potensial harus berjalan 100m untuk mencapai penjemputnya, hukuman terselubungkah? mungkin juga penumpang tersebut juga merasa lebih care jika yang memboncengkan saudara sendiri, hemat beib, dll, huft dunia memang penuh masalah sampai-sampai bayi yang baru lahirpun “menangis” menghadapi dunia, manusia memang dekat masalah, lagh baru bangun tidur aja masalah sudah datang, kebelet lagh, eh malah antri kamar mandi, lapar lagh, kesiangan lagh, semoga kita diberi kekuatan Tuhan untuk tetap istiqomah menghadapi, amin.
ide cerdas nih…heheheee
http://setia1heri.wordpress.com/2012/03/15/eh-properti-blog/
nek ono tukang ojek melek internet biso di contek kuwi
abote urip….iki…nek ora pinter bersyukur
Dilema
musmet arep ngudarine
monopoli
monogami
woh di wonogiri ada juga nih yang kaya gitu…
semoga rejekinya barokah pak tukang ojek
Ada-ada saja….. Rejeki iku wia ono sing ngatur…
kreatif.. smoga ttp diberi jalan rizki yg lancar..
tidak bisa berkata apa apa, selain berdoa semoga rizkinya barokah…
itu masih mending
di daerah kuningan deket cirebon kalo musim lebaran ada aturan
jemput bayar Rp.5.000; di tiap2 perempatan atau pos ojek pasti bgitu, mereka rame-rame bikin tulisan “hargailah ojek, jemput Rp.5.000;”
jadi klo mw jemput mesti bayar 5rbu, aneh to…??